Minggu, 03 Mei 2015

****Tikus Putih Menjadi Agen Mata2/Intel****


Berikut ini kisah se-ekor tikus Afrika yang sudah terlatih, diberi nama Kofi. Dengan penciumannya yang tajam, dia dapat mengendus ranjau dalam radius sekitar 50 meter , dengan berat badan yang hanya sekitar 1,3 Kg , sangat kecil kemungkinan ranjau dapat terpicu (trigger) dan meledak oleh tekanan berat badannya.
Kofi dan tikus pendeteksi ranjau lainnya , dilatih pada saat berhenti menyusui, atau saat berumur lima minggu. Tikus ini dilatih untuk mengendus (mendeteksi) aroma/bau casing baja sebuah ranjau darat, sebagai hadiah-nya, tikus ini akan mendapatkan makanan, dalam hal Kofi sang pahlawan ini, hadiahnya adalah sebuah alpukat.

Se-ekor tikus pendeteksi ranjau yang sudah terlatih, dengan cekatan akan mengendus ranjau, kemudian duduk dan mengorek tanah tempat lokasi ranjau ditemukan, dan menunggu untuk diberikan makanan sebagai hadiahnya. Setelah itu, seorang ahli demolisi akan akan menghancurkan ranjau tersebut.
Tikus pendeteksi ranjau ini dapat mensterilkan ladang ranjau seluas 100 meter persegi hanya dengan waktu 30 menit, setara dengan dua hari pekerjaan manusia (petugas penjinak ranjau). Luar biasa..!!!
**KOLOMBIA**

BOGOTA, SMART NEWZ - Di sebuah laboratorium milik kepolisian, 11 ekor tikus putih menunggu gilirannya untuk membuat kagum pelatihnya dan mungkin mendapatkan hadiah.

Hewan pengerat itu kini memiliki peran penting untuk membuat wilayah konflik Kolombia menjadi aman. Tikus-tikus tersebut kini tengah dilatih untuk mencari ranjau darat yang telah membunuh dan melukai ratusan warga tiap tahunnya.

Proyek pemerintah yang dimulai tahun 2006 ini telah melatih tikus untuk mendeteksi logam yang digunakan untuk ribuan ranjau darat yang pernah digunakan pada saat konflik dengan saya kiri.

Ilmuwan Kolombia memutuskan untuk menggunakan tikus, seperti halnya anjing yang secara tradisional mampu mendeteksi adanya ranjau darat, tikus-tikus tersebut telah meningkat kemampuan menciumnya. Alasan lain adalah karena tubuh tikus yang ringan, sehingga tidak akan meledakkan ranjau-ranjau tersebut.

Seperti dilansir Reuters, Kamis (24/11/2011), tikus-tikus itu sebelumnya dilatih untuk menuruti perintah suara dan mengenal bau yang spesifik dari logam yang digunakan untuk ranjau.
**MOZAMBIK** 
Tikus dipakai sebagai pendeteksi ranjau di Mozambik. Tidak percaya? Ketika Apopo, sebuah LSM asal Belgia mengusulkan penggunaan binatang pengerat berkaki empat itu dilepaskan ke medan ranjau Mozambik, memang ada skeptisisme dari sejumlah pejabat pemerintah yang hadir. Tapi proyek yang dinamai Mine Detection Rats (MDRs) tersebut terbukti sukses.
“Di Mozambik kami makan tikus,” canda Alberto Augusto, direktur lembaga nasional penjinakan ranjau Mozambik, “jadi sangat aneh melihat mereka bekerja membersihkan ranjau. Kami berpikir untuk memanggang mereka.”
Tapi begitu tikus-tikus berukuran raksasa (lebih besar dari tikus got sini) itu terlihat mulai menyapu ranjau, tak butuh waktu lama hingga para pejabat yang berwenang berhasil diyakinkan. Mine Detection Rats (MDRs) dilatih khusus oleh peneliti Apopo untuk tujuan kemanusiaan seperti menyapu ranjau.
Ranjau darat terus menjadi momok sejumlah negara pasca-konflik. Tersebar di sekitar 78 negara, salah satu senjata yang paling berbahaya di dunia itu banyak yang tetap terkubur di bawah tanah hingga beberapa dekade. Sifat mematikan mereka tak berkurang seiring waktu. Menurut Komite Internasional Palang Merah, lebih dari 800 orang tewas dan 1.200 cacat oleh ranjau darat setiap bulan – sebagian besar dari mereka anak-anak, perempuan, dan orang tua.
Di Mozambik termasuk yang jumlah ranjaunya terbanyak, puluhan ribu ranjau darat ditebar selama perjuangan kemerdekaan antara 1964-1975 dan perang saudara selama hampir dua dekade. Tanpa adanya peta sahih yang dapat dipakai untuk mendata ranjau, pekerjaan Augusto tentu adalah sebuah tantangan besar.
Untungnya, sejak Apopo mulai meluncurkan para tikus pada 2006, mereka telah berhasil membersihkan lebih dari 6 juta meter persegi daerah pedesaan Mozambik, “memanen” 2.406 ranjau darat, 992 bom, dan 13.025 senjata beserta amunisi.
Menjinakkan ranjau adalah bagian termudah dari proses ini. Bagian tersulit adalah mencari tahu di mana mereka berada. Selama dua dekade terakhir, ratusan juta dolar telah digelontorkan ke sejumlah penelitian untuk meningkatkan efektifitas deteksi ranjau darat agar dapat menyelamatkan lebih banyak nyawa.
Menurut CEO Apopo Christophe Cox, ketika organisasinya mulai meneliti penggunaan teknologi tikus awal 90-an, puluhan perguruan tinggi masih berkutat di teknologi seperti pengolahan citra termal, detektor laser, dan teknologi mahal lainnya.
Tikus menawarkan beberapa keunggulan. Pertama, mereka sangat murah, baik dari pakan dan pemeliharaan. Spesies tikus yang digunakan asli Afrika. Karena penglihatan yang buruk, mereka sangat tergantung pada penciuman, sehingga membuat mereka sangat cocok untuk deteksi bahan peledak.
Tikus-tikus tersebut juga dapat hidup hingga delapan tahun di penangkaran, yang artinya memaksimalkan laba atas investasi pelatihan. Apopo memperkirakan bahwa satu tikus biayanya sekitar 6.000 Euro selama masa baktinya, sekitar 100 euro per bulan untuk masa kerja empat tahun. Itu dengan catatan tak ada dari mereka yang ikut meledak saat mendeteksi ranjau.
(Sumber: BBC)

**RUSIA**
Intelijen militer Rusia kini tengah menguji mata-mata baru, Agen Squek. Berbulu putih, agen ini bukanlah seorang manusia atau anjing, hewan yang biasa menjadi pelacak jejak. Agen baru ini merupakan binatang pengerat alias tikus.


Meski berukuran mini, tikus dipercaya berpotensi unggul dalam mendeteksi bahan peledak, amunisi, serta mengendus jejak manusia. Mirip seperti anjing. "Untuk operasi bawah tanah, tikus adalah agen yang sangat lihai," kata pakar Rusia, seperti yang dilansir Mail Online, Selasa, 19 Februari 2013.


Bahkan, sumber di Moskow menyatakan, pihak militer Israel telah memakai tikus untuk menghadang kejahatan terorisme. Bila berhasil melewati serangkaian tes menuju lokasi rahasia, agen tikus ini bisa menjadi anggota dinas rahasia Rusia. "Mereka akan dijuluki honeytraps, bukan mousetraps," kata surat kabar Izvestia.


Kata spesialis teknis dan pusat keamanan EVRAAS di Moskow, Anton Venediktov, tikus dapat belajar mendeteksi bau zat tertentu. Bila mengendus bebauan itu, si tikus akan berlari ke dalam kandang. Kemudian membuat pose tertentu. "Tikus dapat dilatih memberikan sinyal soal bau senjata, bahan peledak, obat-obatan, serta tubuh manusia," kata Venediktov.


Kenapa Rusia memilih tikus sebagai agen intelijen? Kata Venediktov, binatang pengerat ini memiliki sistem saraf pusat yang cukup sederhana dibandingkan hewan lain. Artinya, tikus tidak begitu rentan akan perubahan hati atau stres emosional. Membuat perilaku mereka jauh lebih stabil.
sumber : http://alltikusputih.blogspot.com/baca juga 10 fakta unik tentang trenggiling disinih

hamster, guppy, freelance, indonesia, jual hamster, jual guppy, jual hewan, jual tikus, jual kandang,
-visit us: @Mr_ikky and Friends-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

.comment-content a {display: none;}